Kamis, 29 Januari 2009

DATARAN TINGGI DIENG




Geografis
Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi kedua disunia setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dieng terletak pada posisi geografis 7’ 12’ Lintang Selatan dan 109 ‘ 54’ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m dpl. Suhu udara rata-rata 15 C, pada bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai dibawah 0 C. Secara administrative Kawasan Dieng terbagi menjdai dua kawasan yaitu, Kawasan Dieng Kulon (Dieng Barat) yang terletak di Kabupaten banjarnegara dan Kawasan Dieng Wetan (Dieng Timur) yang terletak diwilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.

Jawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kompleks gunung berapi dengan kerucut-kerucutnya terdiri dari Bisma, Seroja, Binem, Pangonan Merdada, Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil. Kunir dan Prambanan. Lapangan fumarola terdiri atas Kawah Sikidang, kawah Kumbang, kawah Sibanteng, Kawah Upas, Telogo Terus, Kawah Pagerkandang, Kawah Sipandu, Kawah Siglagah dan Kawah Sileri.

Geologi
Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah plateu yang terjadi karena letusan dasyat sebuah gunung berapi. Dengan demikian kondisi geologisnya samapai sekarang masih relative labil bahkan sering terjadi gerakan-geraka tanah. Beberapa bukti menunjukan hal tsb adalah, peristiwa hilangnya Desa Legetan, terpotongnya jalan antara Banjarnegara Karangkobar dan Sukoharjo Ngadirejo maupun retakan-retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun seperti peristiwa Sinila.

Hidrologi
Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air yang merupakan hulu dari Kali Serayu dgn sumber dari Bisma Lukar yang merupakan hulu dari kali Tulis dgn sumber air dati kaki Gunung Perahu
Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal pertanian.

Manusia dan Alam
Sumber Daya Manusia (penduduk) di Kawasan Dataran Tinggi Dieng berjurnlah 1.562.004 orang yang menempati areal kawasan seluas ± 1027.21 KM.

Sebagian besar penduduk Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdiri dari Suku lawa Pegunungan, yang pada umumnya merupakan memeluk agarna Islam yang patuh dan taat. Meskipun demikian, mereka tidak menutup diri terhadap pengaruh modernisasi dalam kehidupan sehari hari, hanya mereka masih segan untuk melepaskan cara hidup tradisional seperti dalam acara adat Perkawinan dan Khitanan.

Sebagian besar pendudluk Kawasan Dataran Tinggi Dieng hidup dari hasil pertaniannya. Namun demikian karena pesatnya kemajuan dalam perekonomian sekarang ini, maka sebagian dari mereka sudah mengalihkan mata pencaharian ke bidang lain seperti bidang perdagangan atau kepegawaian sebagai karyawan di Kantor kantor Pernerintahan.

Dengan meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan asing di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, maka pada umumnya penduduk di sekitar daerah wisata ini mendapat keuntungan / penghasilan tambahan dari hasil pertanian ataupun bekerja pada perusahaan perusahaan yang melayani kepentingan wisatawan tersebut, seperti misainya bekerja di hotel hotel, restoran dan lain-lain

Vegetasi
Kawasan Dataran Tingigi Dieng memiliki keanekaragaman flora yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional maupun diolah oleh industri . Beberapa yang sudah dikenal adalah Carica dan Jamur Merang, yang dikelompokkan sbb:

1.Kelompok Pohon-pohonan

*Pakis Haji
* Wrakas
* Kayu Dampul
* Akasia
* Puspa
* asang
* Cemara
* Pinus
* Carica

2.Kelompok Semak Belukar

* Glagak
* Kirinyuh
* Pring Anpal Gading
* Kenatus
* Pakis Jebul
* Lumbung
* Asem-aseman
* Andan-andanan
* Serunen
* Racunan
* Pringgodani

3.Tumbuhan Tanah

* Kumis Kucing
* Rendeng
* Gandapura
* Pancal Kandag
* Andon Jarum
* Jumpang Putih
* Campean
* Jumpang Sindep
* Sendakan
* Kenthang
* Jamur Merang

4.Tumbuhan Air

* Endong
* Engong Wlingi
* Ganggang
* Lumut
* Lempuyang
* Karisan Cyperus
* Bretekan
* Kehingan

Selain itu terdapat juga tumbuhan yang bermanfaat untuk saur-sayuran maupun obat-obatan, yaitu :

* Purwoceng
* Pyrethrum
* Jarak
* Gandum
* Jagung
* Kayu Putih
* Gondopuro
* Pernacery
* Tengsek
* Cemeti

Juga terdapat beragan buah-buahan, yaitu :

* Apel
* Persik
* Pruimen
* Anggur
* Peer Noten
* Jambu Brazil
* Arbeyen
* Terong Belanda
* Pepaya
* Belimbing
* Jeruk

Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata
Potensi pengembangan pariwisata di Kawasan Dataran Tinggi Dieng dapat dikiasifikasikan ke dalam

a. Objek Wisata Allam
Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran tinggi dengan panorama alam yang indah. Potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata alam yaitu berupa gua, kawah, telaga, airterjun dan panorama alam.

Kawah


1. Pagerkandang
Bila dilihat morfologinya dapat disimpulkan sebagai bekas kawah gunung berapi yang berbentuk kerucut. Tubuh gunung telah runtuh akibat letusan dan punggung di sebelah utara sampai barat laut menjadi terbuka dan keluarlah bahan letusan. Kegiatan vulkanik

2. Kawah Sileri
Kawah tersebut merupakan cekungan yang terisi oleh bahan, letusan dari Pagerkandang (tahun 1944). Dari morfologinya terlihat bahwa kawah ini merupakan lubang peletusan pindahan dari Kawah Pagerkandang.

3. Kawah Sikidang
Merupakan lubang yang berupa solfatar (belerang) karena selalu berpindahpindah tempat clan airnya yang selalu mendidih.

4. Kawah Candradimuka
Kawah ini bukan merupakan kawah gunung berapi, melainkan pemunculan solfatar dari rekahan tanah. Terdapat dua lubang pengeluaran solfatar yang masih aktif, salah satunya mengeluarkan solfatar terus menerus sedangkan yang lain secara berkala.


Telaga


1 . Telaga Merdada
Telaga Merdada dahulumerupakankepundan (kawah gunung berapi yang kemudian terisi air hujan) air dari telaga itu dapat dipergunakan untuk kebutuhanpencluduk Desa Karang Tengah

2. Telaga Sewiwi
Telaga ini bukan merupakan bekas kawah melainkan pemunculan air tanah dari bukit bukit sekitarnya ditambah air hujan, sehingga terjadilah telaga.

3.Telaga Balekambang
Terletak di Kompleks Candi Pendowo, untuk menghindari bahaya banjir yang dapat merusak candi candi, penduduk membuat saluran pembuangan air kesungaiDolok. Saluran tersebut diberi nama Gangsiran Aswatama.

4. Telaga Warna dan Telaga Pengilon
Kedua telaga ini dulu merupakan satu telaga saja, karena terbendungnya Sungai Tulis oleh lava, maka telaga tersebut terpisahkan menjadi dua sampai sekarang.

5. Telaga Dringo
Nama Dringo didapat dari tumbuhnya dringo di sekeliling telaga tanpa ditanam orang. Telaga itu juga merupakan bekas kawahyang meletus pada tahun 1786.

6. Telaga Cebong
Telaga ini merupakan cekungan dikelilingi oleh perbukitan. Air tanah bukit bukit itumengisi cekungan tersebut. Air telaga digunakan untuk keperluan sehari hari oleh penduduk Sembungan.

Objek Wisata Alam Lainnya


1. Gua Jimatl Gua Upas
Bekas kawah yang kemudian ditutup oleh vegetasi, bekas lubang pengeluaran masih nampak dan dari lubang lubang tersebut keluar gas beracun. Petani petani tembakau dan sayuran seringkali mendapat kerugian karena tanamannya terkena embun upas yang keluar dari gua tersebut. Di dekat gua terdapat makam seorang Jerman (Herman Kelier) yang meninggal tahun 1883 karena terlalu mendekati gua. Makamnya merupakan batas pengunjung menyaksikan gua, lebih dari itu berbahaya. Ada cerita yang mengatakan bahwa gua itu didiami oleh makhluk halus yang dapat mengubah penglihatan orang membujuk si korban untuk datang ke tempatnya. Si korban merasa dibawa ke tempat yang indah seperti kerajaan.

2. Sumur Jalatunda
Bekas kawah yang terisi oleh air, bentuknya bulat seperti sumur. Sumur tersebut kerap kali meminta korban manusiayang masukke dalamnya tanpa bisa diambil karena terialu dalam. Pendudluk setempat percaya bahwa tempat tersebut didiami oleh makhiukhalus. Percaya atau tidak, adaanggapan bahwa siapa yang berhasil melempar batu dari tepi barat ke timur akan tercapai segala keinginannya.

3. Bima Lukar
Berbentuk sebuah pancuran dari mata air Sungai Serayu. Penduduk sekitar memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti: mandi, mencuci clan air minum. Tempat ini dikeramatkan dan menurut cerita, bagi mereka yang ingin awet muda, dapat mencoba untuk mandi disana.

4. Sumber air Panas

a. Kalianget
Muncul dari rekahan tanah akibat dari kegiatan magma. Air tanah sebelum mencapai permukaan tanah mendapat pengaruh magma Panas air di Kalianget kini mukai berkurang.

b. Tempuran
Bukan merupakan kegiatan magma melainkan gradien geotermis. Setiap 100m dalam suhunya akan bertambah 3,3 C. akibat tekanan gas dari dalam maka air tsb keluar dari permukaan tanah.

5. Desa Legetang
Sebagai salah satu bukti bahwa dieng merupakan daerah vulkanis adalah adanya gerakan – gerakan tanah yang sering terjadi disana.

6. Pemandian Mangli

7. Air Terjun Sikarim

8. Pemandangan Alam sepanjang jalan Wonosobo – Dieng – Banjarnegara.

b. Objek Wisata Budaya


1. Kelompok Candi pada dataran Dieng.
2. Tarian tradisional seperti kuda lumping.

c. Objek Wisata Buatan
1. Gardu Pandang Dieng

d. Wisata Tirta
Pengembangan wisata tirta yang dapat dikembangkan di Kawasan Dataran Tinggi Dieng adalah Telaga Meroda. Kawasan telaga ini cukup lebar dgn kondisi air yang jernih. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah berperahu, memancing dan berenang.

e. Wisata Religi
Pengembangan Kawasan Dataran Tinggi Dieng sebagai lokasi wisata religi bagi kaum Hindu. Pengembangan ini mengkaitkan keberadaan Dieng dahulu sebagai salah satu daerah pusat Agama hindu.

f. Wisata Pendidikan
Pengembangan wisata pendidikan dan teknologi di Kawasan Dataran Tinggi Dieng dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa industri yang telah dibangun. Beberapa industri yang telah dibangun Pabrik Pembibitan dan Pengolahan Jamur Mearang dan Pusat Pembangkit Tenaga Uap. Kedua industri ini dapat dijadikan sarana pendidikan bagi wisatawan yang ingin belajar tentang bududaya jamur serta pemanfaatan uap alam sebagai salah satu pembangkit tenaga listrik.

Beberapa Mitos yang perlu diangkat utk mendukung pengembangan Kawasan Dataran Tinggi Dieng sebagai objek wisata adalah :

1. Mitos anak bajang, dikaitkan dengan Buto Ijo
2. Legenda Gangsiran Aswatama, dikaitkan dengan upaya Aswatama membunuh Raden Parikesit
3. Legenda Bimo Lukar, dikaitkan dengan Bimo yang buang air kecil dan menghasilkan mata air Sungai Serayu.
4. Legenda Kawah Condro Dimuko, dikaitkan dengan Wisanggeni dan tempat penyiksaan bagi pembangkang dewa.
5. Legenda Sumur jolotundo, dikaitkan denga Antaboga
6. Mitos awal mula penduduk Dieng, dikaitkan dengan migrasi masyarakat tempo dulu.
7. Mitos khasiat tumbuhan tertentu, seperti Purwoceng
8. Mitos anda Buda ( tangga lama ) sebagai salah satu jalan kuno yang digunakan masyarakat dulu menuju Kawasan Candi Dieng.
9. Mitos Burung Belibis.


Aksesibilitas
Kawasan Dataran Tinggi Dieng dapat dicapai dengan mudah dari Kota Wonosobo maupun dari Kota Banjarnegara. Kondisi jalan sudah beraspal bagus. Tersedia kendaraan umum meskipun belum menjangkau semua obyek dan daya tarik yang ada. Pintu gerbang udara terdekat terdapat di Semarang dan Yogyakarta.

Jaringan Utilitas

Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih dari PAM belum menjangkau Kawasan Dataran TInggi Dieng. Kebutuhan air bersih diambil dari sumur, sungai dan sumber air panas yang ada.

Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih dari PAM belum menjangkau Kawasan Dataran TInggi Dieng. Kebutuhan air bersih diambil dari sumur, sungai dan sumber air panas yang ada.

Jaringan Telepon
Telepon telah menjangkau Kawasan Dieng meskipun belum menjangkau ke seluruh obyek dan daya tarik wisata yang ada. Sinyal telepon seluler sangat lemah dan tidak menjangkau semua obyek yang ada.

Jaringan Listrik
Jaringan listrik di Kawasan Dieng sudah menjangkau ke seluruh pelosok kawasan dan dipasok sumber tenaga listrik dari PLTPB.

Jaringan Transportasi
Jaringan jalan menghubungkan Kawasan Dataran Tinggi Dieng dengan kota kota di sekitarnya telah tersedia. Kawasan ini dapat dijangkau mefalui jaringan jalan dari Wonosobo, Banjarnegara, Pekalongan, dan Batang. Ialan dari Dieng ke Wonosobo dan ke Banjarnega a merupakan Jalan Kabupaten kelas IV.

laringan Drainase
Sistem pembuangan air kotor di dataran tinggi Dieng masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan mengalirkan air kotor melalui jaringan drainase terbuka.

laringan Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan sendiri oleh masyarakat.

Pembagian Kawasan dan Pola Pemanfaatan Kawasan Wisata Dieng



ARAHAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BERBASIS POTENSI DAYA TARIK PENINGGALAN SE3ARAH CANDI HINDU DAN WISATA TIRTA SEBAGAI PENDUKUNG

CAKUPAN OBYEK/DAYA TARIK WISATA
Candi candi
Telaga Warna dan Goa Semar
Telaga Pengilon
Telaga Cebong
Telaga Terus
Telaga Lumut
Kawah Sikidang
Kawah Sibanteng
Patung Bimo Lukar

ARAHAN PENGEMBANGAN FASILITAS
Visitor Interpretation Center
Museum dan Laboratorium Budaya Arkeologi Candi Hindu
Cultural Landscape Garden
Heritage Trail
Pusat Pagelaran Seni / Seni Amphitheater
Observation Tower
Cycling Route
Pondok Wisata
Restaurant
Transportasi Antar Obyek
Biro Perjalanan Wisata
Pramuwisata
Kereta Gantung

SUB KAWASAN WISATA II



ARAHAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BERBASIS POTENSI DAYA TARIK WISATA TIRTA DAN GEOTHERMAL

CAKUPAN OBYEK/DAYA TARIK WISATA
Telaga Merdada
Kawah Sileri
Telaga Swiwi

PENGEMBANGAN FASILITAS
Geothermal Museum
Health and Rejuvenetion Centre (Spa dan Pusat Kebugaran)
Restaurant
Cycling Routes
Water Base Recreation

SUB KAWASAN WISATA III



ARAHAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BERBASIS POTENSI DAYA TARIK WISATA ALAM DAN PETUALANGAN OUTDOOR

CAKUPAN OBYEK/DAYA TARIK WISATA
Goa Jimat
Kawah Candradirnuka
Sumur Jalatunda
Telaga Nila
Telaga Dringo

ARAHAN PENGEMBANGAN FASILITAS
Outbound Activities Area
Trekking Perbukitan
Cycling Route
Youth Center
Botanic Museum
Tarnan Hutan Raya Arboretum
Off Road Activities

GOA GONG




Gua yang terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ini merupakan gua yang terindah dan terdalam diantara gugusan gua-gua yang terletak di disekitarnya. Karena masih ada beberapa gua lain yang letaknya tidak terlalu jauh dari Gua Gong, seperti Gua Tabuhan dan Gua Putri. Karena keindahannya tersebut, pihak pengelola pun secara serius menggarap wisata ini dengan baik. Walaupun terletak disalah satu puncak bukit karst yang terjal, pengelola menyediakan lokasi parkir mobil yang lumayan luas, kurang lebih bisa menampung dua puluh kendaraan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung di hari-hari libur.

Para pemandu yang berseragam juga telah disiapkan untuk menemani para tamu.

Asal-usul Goa Gong:

“Alkisah waktu itu, Dusun Pule mengalami kemarau yang panjang, sehingga sulit untuk mencari air minum dan air untuk berbagai keperluan sehari-hari. Maka Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo mencoba mencari air ke dalam gua yang dianggapnya terlalu jauh dari rumah penduduk kurang lebih 400 meter. Dengan menggunakan alat penerangan tradisional berupa obor (daun kelapa kering yang diikat) hingga menghabiskan tujuh ikat, kedua kakek tersebut berhasil menelusuri lorong-lorong gua hingga menemukan beberapa sendang dan mandi di dalamnya. Peristiwa tersebut terhitung 65 tahun yang lalu yang dihitung mundur dari tahun 1995.
Atas penemuan tersebut, pencarian berikutnya pun dilakukan, tepatnya pada hari Minggu Pon tanggal 5 Maret 1995, berangkatlah sejumlah rombongan yang berjumlah delapan orang untuk mengeksplore lebih jauh tentang keberadaan gua tersebut. Singkat cerita akhirnya rombongan tersebut berhasil menyusuri gua yang keindahannya bisa dirasakan sampai sekarang”.

Penamaan gua Gong sendiri bertalian erat dengan salah satu nama perangkat gamelan Jawa. Konon pada saat-saat tertentu, di gunung yang ada guanya tersebut sering terdengar bunyi-bunyian seperti gamelan jawa, pertunjukan reog, terbang-an bahkan sering terdengar orang menangis yang memilukan. Karena itu masyarakat sekitar menamakan gua tersebut menjadi Gua Gong.

Karena itu sebelum masuk ke gua harus diperhatikan tata tertib masuk gua, diantaranya: berbicara sopan, saling menghormati, berjalan melalui jalur yang sudah ditentukan, setiap rombongan harus didampingi oleh pemandu. Begitupun untuk syuting komersial juga tidak diperbolehkan kecuali syuting dokumenter, itupun harus melakukan proses perijinan terlebih dahulu.


Ruang pertama, yaitu ruang Sendang Bidadari. Dalam ruangan ini terdapat sendang kecil dengan air yang dingin dan bersih. Di sebelahnya adalah ruang Bidadari, dimana menurut cerita diruangan kadang melintas bayangan seorang wanita yang cantik.

Ruang tiga dan empat adalah ruang kristal dan marmer, dimana dalam ruangan tersebut tersimpan batu kristal dan marmer di sisi-sisi atas dan samping gua dengan kualitas yang hampir sempurna. Memasuki ruang lima, adalah ruangan yang sedikit lapang. Di tempat ini pernah dijadikan konser musik empat negara, yaitu; Indonesia, Swiss, Inggris dan Perancis dalam kerangka mempromosikan keberadaan Gua Gong ke mancanegara.Ruang enam adalah ruang pertapaan dan terakhir ruang tujuh adalah batu gong. Adalah batu-batu yang apabila kita tabuh akan mengeluarkan suara seperti gong.

TIPS-TIPS WISATA DENGAN PASANGAN

1. Ingatkan pasangan bahwa perjalanan ini bukan kunjungan bisnis.
"Saya dapat melakukan perjalanan keliling dunia dan tidak merasakan.... Kami berupaya menyelesaikan kalimat tersebut, dan suami saya bisa menangkap pesannya! Ia sering melakukan perjalanan bisnis internasional dan perjalanan keluarga sungguh berbeda!" -Cmeyer54

2. Jangan tersesat.
"Saya sering merasa stres karena saya adalah pembaca peta dan navigator, sementara suami mengemudi. Hal ini menyebabkan kami bertengkar lebih dari segalanya. Namun sekarang kami menggunakan GPS dan itu merubah segalanya!" -Bettyk

3. Temukan waktu untuk jalan-jalan sendiri.
"Kami telah menemukan cara hebat untuk menghindari kebosanan setelah 24 jam kebersamaan. Pastikan untuk menjadwalkan perjalanan terpisah secara reguler -melakukan hal-hal yang Anda sukai sepanjang siang atau sore. Hal ini akan memberi bahan perbincangan dan mengurangi tekanan." -Nytraveler

4. Mengakui kekuatan pasangan Anda.
"Dia membuat kertas kerja dan kami tidak kehilangan satu momen pun -dan saya amat menghargai hal itu karena kami dapat membuat keputusan yang lebih baik." -Debi

5. Menyelesaikan pertengkaran sebelum terjadi.
"Butuh waktu lama bagi kami untuk menyampaikan rahasia dan kesucian perjanjian damai kami... sumpah kami untuk bersenang-senang selama liburan! Cara kami melakukannya: kami mendiskusikan di awal, sebelum berangkat, hal-hal yang biasanya menyebabkan pertengkaran. Kami menyelesaikannya sebelum itu terjadi." -Melissa5

6. Perut harus kenyang.
"Rasa lapar amatlah berbahaya, kami belajar untuk tidak menunda makan "setelah museum ini" atau "nanti saja sesampai kita di Malaga" karena itu amat sangat buruk." -Gruezi

7. Tetap optimis meski ada ketidaknyamanan.
"Menurut saya mudah saja memahami bahwa orang bisa merasa kesal akibat kepanasan, tidak yakin akan arah tujuan, merasa lapar selama 2 jam, atau malah lebih lama dan entah apa lagi yang dapat terjadi, seakan daftar ini bisa berlangsung selamanya. Kami merasakan semuanya dan saya merasa hampir gila. Namun karena sering melakukan perjalanan jauh dan lama, saya belajar menikmati kebersamaan kami dan bahwa hal itu tiada bandingannya dengan apa yang akan kami lihat atau tidak kami lihat, apa dan kapan kami akan makan, kapan kami akan tiba di tempat tujuan - selama istri berada di sisi." -Mian11224

8. Biarkan hal-hal kecil berlalu.
"Saya pikir kami lebih sedikit bertengkar selama liburan, walaupun kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama, karena kami merasa bahagia berada di sana. Kami biasa merasakan getaran "woo hoo, kami lagi liburan nich" dan mengacuhkan hal-hal yang mungkin mengganggu kami di rumah." -Tcreath

9. Selalu menemukan obat bagi kekecewaan.
"Jika Anda tidak sempat mengunjungi suatu museum, masih ada yang lain di ujung jalan sana. Jika Anda salah belok Anda bisa menemukan jalan lain untuk tiba di sana. Jika Anda memesan sesuatu yang tidak Anda sukai, pesan saja lagi sesuatu yang lain. Jika Anda tidak melihat ada untungnya melakukan perjalanan ini, rencanakan kepulangan." -LoriS

10. Ambilah dunia sebagai sepasang kekasih.
"Sesungguhnya saya menemukan bahwa kami hampir tidak pernah bertengkar atau saling tidak setuju ketika kami traveling. Mungkin ini karena kami menjauh dari segala stres yang bisa menyebabkan perbedaan di antara kami. Ini semacam sindrom 'kami berdua melawan dunia'".

wisata sumur minyak BOJONEGORO

Sumur angguk dan api alam di kawasan hutan Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro bisa dikembangkan sebagai obyek wanawisata. Menelusuri hutan di kawasan Malo terasa sejuk, sesekali terdengar kicauan burung. Di kawasan itu juga terdapat 16 sumur minyak tua peninggalan Belanda yang saat ini sebagian dikelola masyarakat setempat.

Minyak-minyak mentah itu ditambang secara tradisional dan dikelola koperasi lalu disetor ke PT Pertamina. Warga hanya menggunakan mesin diesel sebagai pengganti tenaga manusia yang menarik kawat slig baja untuk mengambil minyak dari dalam perut bumi denga n kedalaman ratusan meter.

Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan Parengan, Kristomo yang membawahi wilayah Malo, Rabu (21/1) mengatakan bila minyak-minyak itu dikelola dengan baik dan masyarakat menerima imbalan jasa atas penambangan tradisional akan berdampak positif bagi kelestarian hutan. "Kalau secara ekonomi mereka bagus, penghasilan cukup, ketergantungan mereka pada hutan bisa dikurangi," katanya.

Menurut dia para pencari kayu rencek (kayu bakar) hanya bisa memperoleh hasil Rp 15.000. Para pencari rencek hanya bisa mencari rencek sekali karena memang jaraknya jauh dan jalannya naik turun.

Oleh karena itu dia berharap bisa bersinergi dengan masyarakat sekitar hutan dan berkoordinasi dengan Pertamina dan pemerintah agar masyarakat sekitar hutan lebih bisa diberdayakan secara ekonomi. Dia melihat sumur-sumur minyak tua bisa dikelola tetapi butuh biaya tinggi. "Andai koperasi milik masyarakat diberi kewenangan penuh mengelolanya dengan hasil yang sepadan maka perekonomian warga sekitar hutan akan meningkat," ujarnya.

Menurut Kristomo kegiatan tambang tradisional juga bisa menjadi obyek wisata. Apalagi di Malo ada juga sumur angguk, yakni seperangkat alat untuk menimba minyak yang sampai kini masih berfungsi. Ada bagian alat yang mengangguk-angguk sehingga disebut sumur angguk.

Asper KPH Parengan, Khoirul Huda menambahkan di kawasan tersebut terlihat banyak saluran gas yang masih aktif. Bahkan di tapi jalan kawasan hutan di Malo di petak 19, resor Pemangkuan Hutan Kampak, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pungpungan ada titik kel uarnya gas yang menyemburkan api yang besar.

Api dari gas tersebut dipakai masyarakat untuk membakar jagung atau menghangatkan tubuh saat kehujanan. Sumur angguk dan api alam di kawasan hutan Malo cukup menarik orang luar Bojonegoro. "Kalau ini bisa dikembangkan jadi obyek wisata lebih punya nilai ekonomi," katanya.

Ketep Pass atau Bukit Ketep

berada pada ketinggian 1.200 dpI dengan luas area sekitar 8.000 m2. Terletak di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan jalur Solo-Selo-Borobudur, sekitar 21 km dari Kota Mungkid , 17 Km dan Desa Blabak ke arah timur, 30 Km dari Kota Magelang, 35 Km dari Kota Boyolali dan 32 km dari Kota Salatiga melalui Kopeng. Dari gardu pandang ini wisatawan bisa melihat pemandangan Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, Tidar, Andong dan Pengunungan Menoreh serta hamparan lahan pertanian. Dan tempat ini bisa melihat luncunan lahar panas Gunung Merapi.
Atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah H. Mardlyanto, dipilih tanah berbukit mi untuk dikembangkan sebagal tempat tujuan wisata baru di jalur Solo - Selo - Borobudur dengan Girl khas wisata kegunungapian Ketika diresmikan oleh Presiden RI Megawati pada 17 Oktober 2002 baru dibangun dua gardu pandang dan pelataran. Dengan keunggulan panorama yang atraktif Gn. Merapi - Merbabu, hamparan teras - teras tanah pertanian serta kesejukan udara, Ketep Pass makin ramai dipadati pengunjung, lebih - Iebih pada akhir pekan dan hari libur.
Volcano Theatre
Dibuka awal tahun 2003, Memasuki bangunan seluas 550 meter persegi ini, seperti memasuki ruangan bioskop, karena memang bentuknya ditata seperti itu. Film yang diputar dimulai informasi umum tentang gunung berapi yang tersaji dalam bentuk gambar, foto dan peta dalam format besar, selanjutnya pengunjung diajak menggali dan menikmati berbagai koleksi gunung berapi melalui perangkat multi media. Fasilitas baru mi makin memperkuat ciri Ketep Pass sebagai tempat wisata kegunungapian. Bangunan ini dilengkapi restaurant yang berada di Iantai atas dengan pemandangan luas ke arah Gunung Merapi.
Musium Volkanologi
Contoh batuan yang dilengkapi dengan informasi teknis menjadi sajian berikutnya. Panorama Merapi dalam berbagai tampilan akan mengantar pengunjung pada sajian utama yaitu miniatur Merapi dalam ukuran cukup besar. Secara umum informasi tentang Merapi dapat kita peroleh secara relatif lengkap dari dulu hingga sekarang.